Hari
jumat lalu tanggal 19 mei hingga minggu
21 mei 2017 kami anggota kelas AE Perekonomian Indonesia FEB UB yang diampu
oleh dosen kami, Ibu Yenny Kornitasari, SE,. ME melaksanakan kegiatan
pengabdian desa. Kagiatan ini kami laksanakan di lingkungan UB Forest yaitu di
Desa Sumber Sari Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang. Konsep dari kegiatan
pengabdian tersebut ialah dengan membagi anggota kelas menjadi 11 kelompok dan
tiap kelompok beranggotakan 3 orang. Dari kelompok – kelompok tersebut disebar
ke beberapa rumah warga untuk membantu setiap aktivitas yang dilakukan oleh
pemilik rumah tersebut. Kegiatan pengabdian dimulai dari keberangkatan ke Desa
Sumber Sari pada Jumat sore dan mulai melakukan plotting ke rumah setelah sholat isya’ berjamaah.
Sabtu
pagi kami mulai mengikuti setiap aktivitas yang dilakukan oleh pemilik rumah
yang kami tinggali. Kegiatan disana beragam, mulai dari memasak, berladang,
ternak, dan berdagang. Kebetulan kami menempati rumah milik Bapak Mugi dan Ibu
Nur dan satu anak perempuan mereka bernama Mila yang duduk di kelas 5 SD. Pak
Mugi dipercaya oleh pengelola UB Forest untuk bertanggung jawab mengawasi
kegiatan di kebun kopi yang dikelola UB di Desa Sumber Wangi. Sehingga Pak Mugi
lebih banyak berada di luar rumah untuk berkeliling dengan menggunakan motor
yang dipinjami oleh pihak UB Forest untuk menunjang pekerjaan beliau. Namun Pak
Mugi juga memiliki 10 ekor kambing dan beberapa ayam yang dipelihara di
belakang rumah sehingga juga harus mencari rumput untuk pakan kambing –
kambingnya. Sedangkan istri Pak Mugi, Bu Nur tidak bekerja dan seharai –
harinya di rumah untuk mengurus pekerjaan rumah.
Di
sana kami membantu Bu Nur melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak,
menyapu, mencuci, dan memberi makan kambing. Selain itu kami juga membantu
memasak tumpeng untuk acara kami pada Sabtu malam yaitu ramah tamah di mushola
desa setempat. Acara tersebut bertujuan untuk mempererat tali silaturahim
antara kami dengan warga Desa Sumber Sari. Yang sangat terlihat dari aktivitas
warga di sana adalah sifat kegotong royongan. Hal itu terlihat dari adanya
salah satu warga di sana yang memiliki hajat syukuran dalam rangka lulusan TK
anaknya. Sejak pagi para ibu di desa tersebut sudah berkumpul di rumah keluarga
yang memiliki hajat untuk membantu memasak nasi kuning. Sangat terlihat
bagaimana kerukunan antar warga di sana yang jarang ditemukan di wilayah
perkotaan. Bahkan ketika makanan atau bahan makanan salah satu dari Ibu di sana
habis, mereka juga saling berbagi satu sama lain.
Kegiatan
kami berakhir pada Minggu siang 21 Mei yang diawali dengan melakukan kerja
bakti untuk membersihkan daerah jalan dan mushola di Desa Sumber Sari dan kami
akhiri dengan pembagian sembako ke seluruh rumah yang ada di desa tersebut.
Walaupun hanya 2 malam, kami sudah merasa dekat dengan warga di sana karena
keramahan dan sifat welcome mereka
kepada kami. Bahkan ketika saya berpamitan kepada Bu Nur, beliau sempat
menangis dan mencoba menahan kami untuk kembali ke UB. Pada intinya, kerukunan
lah yang membuat kehidupan di Desa Sumber Sari ini menjadi lebih berarti yang
tidak dapat kita temui jika kita tinggal di wilayah perkotaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar