Pada
tahun 2017, kinerja perekonomian nasional diperkirakan meningkat. Terlihat
asumsi yang bersumber dari Kementrian Keuangan
bahwa diperkirakan ekonomi tumbuh sebesar 5,1 persen. Pertumbuhan
ekonomi sebesar 5,1 persen termasuk realistis, namun perlu diperhatikan
darimana asal angka tersebut. Jika berasal dari sector investasi, maka akan
berdampak cukup bagus yaitu terhadap sisi pengangguran. Pertumbuhan
perekonomian Indonesia dan stabilitas keuangan yang meningkat harus diiringi dengan kewaspadaan terhadap
risiko yang dapat terjadi baik internal maupun eksternal. Risiko yang berasal
dari eksternal ialah ketidak pastian arahan kebijakan Amerika Serikat dan
rencana kenaikan suku bunga The Fed pasca terpilihnya presiden baru Donald
Trump. Keadaan tersebut dapat memberi
tekanan pada arus modal dan nilai tukar di Indonesia. Sementara dari
sisi internal, risiko yang perlu diperhatikan ialah masih adanya potensi
kenaikan inflasi melebihi 4 persen yang telah diperkirakan oleh pemerintah,
karena kita tahu bahwa sedang dicanangkan pengurangan subsidi listrik atau
kenaikan TDL (Tarif Dasar Listrik) oleh pemerintah khususnya pada 900 Volt dan
rencana penerapan BBM satu harga. Hal itu menjadi tugas tersendiri bagi
pemerintah untuk menjaga tingkat inflasi agar tetap pada kisaran yang telah
ditetapkan yaitu ± 4 persen. Perkiraan inflasi pada tahun 2017 tidak terlalu
banyak mengalami perubahan dari tahun sebelumnya, yaitu tetap 4%.
Sedangkan tingkat suku bunga SPN 3 Bulan
diperkirakan 5,3 persen. Angka tersebut turun jika dibandingkan dengan tahun
lalu yaitu 5,5 persen. Prediksi ini dipengaruhi oleh kondisi ekonomi internal maupun eksternal.
Pertama, factor eksternal meliputi aliran modal masuk melalui penanaman modal
asing dan suku bunga bank sentral AS. Suku bunga SPN 3 bulan
diperkirakan akan berpotensi mendapat tekanan dari dampak kenaikan suku bunga The
Fed fund rate (FFR) di Amerika Serikat. Dari sisi domestik, salah satu
faktor yang berpotensi memengaruhi pergerakan suku bunga SPN adalah laju
inflasi yang diperkirakan berada pada tingkat yang cukup stabil. Sedangkan factor
internal yang paling mempengaruhi SPN 3 Bulan yaitu BI rate dan ekspektasi
inflasi. Sehingga factor-faktor tersebut dengan sendirinya akan membuat suku
bunga SPN 3 Bulan naik turun susuai dengan kondisi pasar menurut teori klasik.
Jika
Donald Trump sangat proteksionis, maka akan memengaruhi kinerja dari ekspor
Indonesia karena Amerika menjadi salah satu negara tujuan utama ekspor
Indonesia (efek langsung). Selain itu ketika Amerika melakukan proteksi pada
impornya, misalkan impor hasil pengolahan batu bara dari Cina yang pada awalnya
Cina juga mengimpor bahan mentah batu bara dari Indonesia, itu secara tidak
langsung juga akan mengurangi demand batu bara mentah Indonesia (efek tidak
langsung). Keadaan ini akan memberikan dampak pada nilai tukar rupiah dari 13.000/dolar naik ke
level 13.800 per dolar lebih tinggi dari yang diperkirakan tahun
ini dikisaran Rp 13.300/US$.
Asumsi rata-rata harga minyak mentah Indonesia diperkirakan sebesar 45 US$/barel. Haarga minyak akan berpengaruh pada perekonomian Indonesia, karena seperti yang
kita tahu jika harga BBM naik akan berpengaruh terhadap sector riil karena
adanya inflasi. Tetapi jika dilihat dari sisi penerimaan pemerintah, kenaikan
harga minyak di atas asumsi akan sedikit menambah penerimaan pemerintah dari
segi revenue maupun pajak migas. Lifting minyak dan gas bumi pada tahun
2017 diasumsikan mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Hal tersebut
disebabkan oleh penurunan produksi minyak bumi yang rata-rata tingkat penurunan produksi alami (natural
declining rate). Karena
sebagian besar sumur-sumur yang beroperasi saat ini adalah sumur tua, sementara
kegiatan investasi di sektor migas masih rendah akibat tingginya biaya
eksplorasi. Perubahan harga minyak yang signifikan
akan berpengaruh terhadap lifting minyak dunia.
Jika
dilihat dari kebijakan pemerintah, focus pembangunan pada 2017 ialah pada
infrastruktur. Semua sector perekonomian harus melakukan penyesuaian agar tetap
tumbuh maksimal di tengah ketidak pastian ekonomi global. Tetapi bukan hanya
pemerintah, swasta juga memiliki peranan yang cukup penting. Untuk mencapai
Indonesia yang adil dan makmur, maka 4
hal yang perlu diperhatikan:
1.
Kebijakan ekonomi yang tepat sasaran,
efektif, dan memiliki multiplier/efek pengganda
2.
Lembaga pemerintahan yang bersih dan
transparan
3.
Keterbukaan dari suatu negara, mau
menerima keberagaman
4.
Kualitas sumber daya manusia, karena
menentukan keberhasilan suatu negara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar